Monday, May 18, 2009

Survival Company

Perusahaan yang Survive

Perusahaan sesuai dengan tujuan pendiriannya, secara umumnya, pasti diharapkan memiliki usia yang tidak terbatas. Harapan sang pendiri, pasti menginginkan perusahaan yang dia dirikan memiliki rentang usia yang panjang. Syukur-syukur bisa dialihkan kepada anak cucu, generasi berikutnya. Harapan ideal ini tidak begitu saja mudah terwujudkan apabila sang pendiri ketika menjalankan perusahaan tidak memiliki strategi yang jitu untuk mewujudkannya.

Belajar dari perusahaan-perusahaan yang sudah bisa dijadikan “benchmark” karena memiliki prestasi yang bisa jadi acuan, ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Diantaranya adalah;

Pertama, sikap sensitif (adaptif) dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan yang sedang melingkupinya. Dalam falsafah jawa, sering juga kita dengar bahwa, kita sebagai sosok manusia harus “empan papan” tahu diri, tahu kontek yang sedang melingkupi diri kita. Perusahaan juga harus menerapkan prinsip ini, sehingga perlu di ditanamkan sejak dini sikap adaptif/sensitif ini kepada siapapun yang berada dalam lingkungan perusahaan.

Kedua, adanya sikap kohesivitas, kohesivitas disini adalah gambaran adanya perasaan yang amat kuat terhadap identitas perusahaan. Semua elemen yang terhimpun dalam perusahaan memiliki komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan dari perusahaan. Sehingga ego diri atau kelompok dalam perusahaan dikesampingkan. Sehingga tujuan mereka berhimpun dalam perusahaan semata-mata adalah untuk pencapaian tujuan perusahaan. Semangat inilah yang selalu dipupuk oleh semua insan yang ada didalam perusahaan.

Ketiga, mengembangkan sikap toleran. Maksud dari dikembangkannya sikap toleran adalah diberikannya kebebasan dari setiap insan yang ada di perusahaan untuk melakukan improvisasi, pengembangan ide, kreativitas mereka dengan harapan dengan dikembangkannya sikap seperti ini maka secara langsung akan berdampak pada kemampuan organisasi yang semakin meningkat. Sikap toleran ini dimaksudkan agar tidak adanya sentralisasi kekuasaan, dan kekuasaan tidak dipegang oleh satu orang saja.

Keempat, sikap konservatif terhadap keuangan perusahaan. Maksud dari sikap ini adalah, dikembangkannya prinsip kehati-hatian terhadap penggunaan sumber daya financial yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan harus betul-betul menghitung segala resiko yang akan muncul dan harus dihadapi kedepannya, terkait dengan permasalahan keuangan. Dari sikap ini, diharapkan muncul kecermatan perusahaan dalam mengalokasikan sumber daya financialnya untuk menopang pencapaian tujuan didirikannya perusahaan ini.

Strategi bersaing perusahaan adalah masalah yang harus pertama kali dirumuskan oleh pendiri perusahaan, sebelum membentuk wadah yang bernama perusahaan. Namun perlu di perhatikan bahwa komitmen untuk melaksanakan atau mengimplementasikan strategi bersaing tersebut adalah yang lebih utama. Belajar dari Mc Donald's, banyak orang mempercayai bahwa salah satu kunci keberhasilannya adalah kemampuannya untuk merebut dan memenangkan masa depan karena adanya disiplin yang ketat dalam mengeksekusi dan mengimplementasikan strategi bersaing yang telah ditetapkannya.... (msh).

Strategic Choice

Pilihan Strategi

Sudah sering kita dengar, bahwa di dunia ini yang pasti adalah adanya perubahan. Hampir dipastikan bahwa semua yang ada didunia ini “berubah”. Berubah atau perubahan kalau dilihat dari sisi kemampuan kita untuk mengelolanya, maka bisa dibagi kedalam dua kelompok , yakni perubahan yang dapat kita prediksikan sebelumnya dan perubahan yang tidak dapat kita prediksikan kedatangannya. Dari kedua hal tersebut, muncul yang namanya “peluang” dan “resiko”. Peluang akan muncul apabila perubahan yang akan datang bisa kita prediksikan sebelumnya. Hal ini bertolak belakang dengan resiko, dimana perubahan yang akan terjadi dimasa yang akan datang, kita tidak mampu untuk memprediksikannya.

Untuk menghadapi adanya perubahan yang akan datang, perlu sekali dibuatkan pilihan-pilihan strategik sesuai dengan ranah organisasi yang kita kelola. Dalam manajemen modern, sering sekali kita dengar adanya pilihan-pilihan strategik diantaranya;

  1. Strategik Tingkat Korporat.

    Dalam tingkatan korporat, strategi ini berguna untuk memberikan gambaran arah pertumbuhan dan pengelolaan berbagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Strategik korporat ini harus dijadikan sebagai acuan pokok oleh SBU dan Fungsional organisasi dalam membuat strateginya masing-masing.

  2. Strategik Tingkat SBU

    SBU atau Strategik Bisnis Unit, memiliki strategi organisasi dengan maksud untuk meningkatkan daya saing organisasi dalam satu industri yang dimasukinya.

  3. Strategik Tingkat Fungsional.

    Strategi Fungsional dibuat untuk menciptakan kerangka kerja bagi manajemen fungsional seperti Produksi, Keuangan dan sebagainya.

Dalam perkembangannya, begitu kompleknya permasalahan-permasalahan yang harus dihadapi oleh perusahaan, dan begitu cepatnya perubahan-perubahan yang melingkupi perusahaan perlu adanya penanganan yang secara sistematis untuk memenangkan pertarungan antar perusahaan. Oleh karenanya sekarang muncul yang namanya manajemen strategik. Beberapa orang mendefinisikan bahwa manajemen strategik adalah pendekatan yang sistematik untuk mencapai tujuan organisasi, melalui proses perencanaan yang matang guna menyelaraskan kapabilitas internal organisasi dengan peluang dan ancaman dari lingkungan bisnis yang dimasukinya.

Proses perencanaan yang matang ini tercermin dari tahapan yang dilalui dalam penentuan dan implementasi strategik. Tahapan-tahapan tersebut antara lain;

  1. Tahap analisis dan pilihan strategik.

  2. Tahap implementasi strategik.

  3. Tahap evaluasi strategik.



Strategic Architecture

Arsitektur Strategik

Kondisi yang selalu berubah dan tantangan demi tantangan yang silih berganti menghampiri perusahaan yang harus kita kelola, sehingga membutuhkan perencanaan strategik yang jitu dan implementasi yang tepat pula. Oleh karenannya, dalam pembuatan strategi yang dibikin, kita harus melakukan tahapan-tahapan sebagaimana berikut:

Pertama, Analisa Lingkungan.


Ketika pertama kali kita mau membuat strategi, sebagai pengelola perusahaan, kita dituntut untuk mampu menilai kemampuan dari perusahaan yang kita kelola. Banyak hal yang bisa kita nilai, sebagai contoh terkait dengan kemampuan SDM yang kita miliki, kemampuan operasional perusahaan terkait dengan kemampuan fasilitas mesin yang kita miliki, kemampuan perusahaan untuk membuat produk, kemampuan perusahaan dibidang financial dan masih ada banyak hal yang harus kita ukur dari kemampuan perusahaan yang kita kelola. Hal ini sering kita sebut dengan istilah self assessment. Dari sini, kita juga dituntut untuk menilai sejauh mana kemampuan perusahaan tersebut mempengaruhi lingkungan eksternal yang mengeliling organisasi ini, dan sejauh mana juga lingkungan eksternal tersebut mampu mempengaruhi perusahaan yang kita kelola.

Lingkungan eksternal disini, sebenarnya dapat kita pecah kedalam dua kategori yakni Lingkungan Eksternal Makro dan Lingkungan Eksternal Mikro. Secara sederhana, pembeda dari kedua lingkungan ini adalah, sejauh mana keterkaitan permasalahan eksternal tadi mempengaruhi kemampuan perusahaan yang kita kelola, apabila pola keterkaitannya secara langsung, maka bisa kita kategorikan lingkungan mikro, sebagai contoh adalah pelanggan, pemasok, pesaing, produk substitusi, dan lain sebagainya yang sejenis. Sedangkan untuk lingkungan eksternal makro dapat kita ambil contoh adalah kondisi luar perusahaan seperti “Ipoleksosbudhankam” yakni Ideologi, Politik, Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan. Atau bisa juga permasalahan-permasalahan lainnya, yang keterkaitannya dengan perusahaan kita tidak secara langsung.

Menurut Porter, dalam melakukan analisa, sebenarnya kita bisa melihat beberapa hal berikut ini, untuk menilai kemampuan dan posisi dari perusahaan yang sedang kita kelola, diantaranya adalah:

  1. Daya tawar dari konsumen kita.

    Semakin unik produk yang kita buat, semakin butuh konsumen dengan produk kita dan tidak adanya pilihan produk lain, selain produk buatan kita, maka jelas bahwa daya tawar kita dihadapan konsumen adalah tinggi. Begitu juga sebaliknya. Untuk memenangkan persaingan, idealnya kita memiliki daya tawar yang besar dihadapan konsumen kita.

  2. Daya tawar dari pemasok kita.

    Semakin banyak pemasok, semakin mudah kita mendapatkan material / mesin / sparepart yang kita butuhkan untuk menunjang aktivitas produksi perusahaan kita, maka perusahaan kita memiliki daya tawar yang besar dihadapan pemasok-pemasok perusahaan. Kondisi seperti inilah yang seharusnya bisa kita ciptakan untuk menunjang kemampuan perusahaan yang kita kelola untuk mampu memenangkan persaingan.

  3. Produk pengganti.

    Harapan kita, sebagai produsen apakah produk maupun jasa yang kita hasilkan tidak ada yang bisa menggantikan atau digantikan oleh produk/jasa lainnya baik yang sejenis maupun berbeda, sehingga produk/jasa yang kita buat benar-benar merupakan unik yang dicari oleh pelanggan-pelanggan kita.

  4. Halangan untuk memasuki industri.

    Hal ini biasa terjadi apabila industri yang kita tekuni tergolong jenis industri monopoli atau monopsoni. Halangan untuk memasuki industri yang kita geluti bisa berasal dari regulasi yang dibuat oleh pemerintah atau asosiasi dari jenis industri itu sendiri. Ada banyak hal yang bisa di lakukan oleh kita untuk melakukan penahanan masuknya industri baru di bidang yang kita lakukan, semisal dengan melakukan strategi penanganan material industri atau bahkan penanganan masalah pemasaran produk, sehingga industri yang baru mau masuk harus berpikir-pikir ulang untuk memasukinya.

  5. Persaingan sesama industri sejenis.

    Persaingan sesama industri sejenis inilah yang seharusnya kita hindari, daripada melakukan persaingan sesama, lebih baik melakukan aliansi strategis untuk mengembangkan usaha sejenis. Sehingga kedepannya, energi yang diperlukan oleh perusahaan bisa dikatakan lebih sedikit. Namun hal ini juga harus disesuaikan dengan regulasi yang dibuat oleh pemerintah, apakah hal ini diperbolehkan atau sebaliknya. Karena perlu dicermati, bahwa dengan dibentuknya aliansi-aliansi tersebut, akan menyuburkan adanya bentuk kartel dalam industri atau bahkan yang lebih mengerikan adalah monopoli.

Kedua, Menentukan dan Menetapkan Arah Perusahaan.

Pada tahapan ini, organisasi perlu membentuk Visi dan Misi yang ingin dicapai oleh perusahaan. Visi dan misi ini merupakan tujuan dari didirikannya perusahaan, oleh karenanya tujuan dari organisasi harus merefleksikan target yang akan dicapai oleh organisasi tersebut dalam rentang waktu tertentu.

Ketiga, Formulasi Strategik.

Merupakan proses untuk merancang, menyeleksi dan memilih strategi yang lebih tepat untuk diterapkan dari serangkaian strategi yang disusun guna mencapai tujuan organisasi.

Keempat, Implementasi Strategik.

Didalam implementasi strategik, aktivitas utamanya antara lain;

a. Merencanakan dan mengalokasi sumber daya.

b. Membangun struktur dan desain organisasi.

c. Mengelola perubahan strategik.

Kelima, Evaluasi Strategik.

Merupakan proses pemantauan dan pengevaluasian implementasi strategi yang sudah diformulasikan sebelumnya guna memastikan organisasi berada dijalur yang benar.

Ada tiga kriteria yang dapat digunakan antara lain:

  1. Kecocokan (suitability) dengan kondisi lingkungan yang ada.

  2. Kelayakan (feasibility) dengan artian bahwa strategi tersebut dapat diimplementasikan dengan sukses.

  3. Dapat diterima (acceptability) terkait dengan kinerja financial maupun non financial.




Monday, May 4, 2009

MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN

ETISKAH MENILAI KINERJA PERUSAHAAN

HANYA DARI LABA?

Sebagai organisasi yang mengejar keuntungan, perusahaan dituntut untuk memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Oleh karenanya, nilai suatu perusahaan akan tinggi apabila dia mampu menghasilkan laba yang besar, dimana hal ini biasanya dinilai dari harga perlembar sahamnya; bagi perusahaan yang sudah go public, sedangkan untuk perusahaan yang tidak go public biasanya akan dicari-cari para kreditur untuk diberikan kredit untuk mengembangkan usaha perusahaan.

Di era krisis ekonomi global seperti sekarang ini, profit adalah barang yang sangat langka sekali. Bisa tetap hidup saja bagi perusahaan adalah anugerah terindah. Tidak ada PHK, gaji karyawan naik tiap tahunnya, kesejahteraan karyawan tidak berkurang namun bertambah, adalah hal yang sangat di dambakan perusahaan-perusahaan sekarang ini.

Hukum keseimbangan alam selalu benar dan jujur apa adanya, disatu sisi ada yang dirugikan dalam kondisi sekarang ini, disisi lain pasti ada yang diuntungkan. Oleh karenanya, jangan heran kalau ada perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama ada yang mengalami kerugian bahkan gulung tikar (bankrut), namun di sisi lain ada juga perusahaan yang bergerak pada bidang yang sama malah melakukan ekspansi (perluasan) usaha. Dan inilah bukti dari hukum keseimbangan alam semesta itu. Yang jadi renungan bersama, apakah etis ketika kita hanya menilai suatu perusahaan hanya pada sisi keuntungan (profit) saja? Dengan mengabaikan berbagai macam hal yang melingkupi aktivitas kinerja perusahaan.

Sekarang ini, penulis melakukan penelitian pada beberapa perusahaan yang bergerak pada bidang yang sama (manufaktur) dengan produk yang bisa dikatakan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lainnya sama. Namun yang jadi bahan renungan bersama, kenapa perusahaan yang besar ini, yang dulunya adalah kebanggaan dari masyarakat termasuk bangsa ini dikarenakan sumbangsihnya yang luar biasa pada perekonomian negeri ini, jadi “berantakan”. Dan bahkan, sekarang perusahaan yang dulu para pekerjanya sering di “bajak” oleh perusahaan besar ini malah tetap eksis bahkan berkembang dengan melakukan perluasan usahanya di tengah deraan krisis ekonomi global.

Ada beberapa hal yang bisa kita bandingkan antara perusahaan besar yang sekarang lagi kolaps ini dengan partner nya yang malahan sekarang berkembang, perbedaannya itu antara lain:

Operasional perusahaan.

Perusahan besar ini bisa dikatakan terlalu dimanjakan dengan kondisi masa lalu yang selalu berpihak kepadanya, sehingga kinerjanya bisa dikatakan asal-asalan saja ketika menjalankan operasionalnya tidak masalah, dan tetap saja laku produknya. Karena pada waktu itu, mendapatkan fasilitas kuota yang besar dibandingkan dengan perusahaanp-perusahaan sejenis yang lainnya. Hal ini sangat berbeda dengan perusahaan yang sekarang baru melakukan ekspansi usahanya. Tata operasional dan budaya kerja yang dilakukan adalah budaya dalam kondisi krisis, dia selalu menaikkan tingkat kinerja organisasi dan memperbaiki terus budaya kerjanya sehingga lebih efisien dan efektif. Sebagai misal, kalau kita umpamakan pada masa perjuangan dulu, kondisi bangsa ini dalam keadaan krisis. Maka segala upaya akan diusahakan, agar tujuan kemerdekaan tercapai. Bahkan kalaupun untuk mencapai kemerdekaan itu kita harus berkorban nyama, maka rakyat akan mempersilahkan dan dengan suka rela akan melaksanakannya. Sangat berbeda saat ini, dimana banyak orang ingin hidup enak, namun enggan melakukan kerja dengan keras. Dan seperti itulah kalau kita umpamakan kinerja operasional dan budaya yang dibentuk oleh kedua perusahaan tersebut, sangat bertolak belakang. Untuk kasus yang satu ini, perusahaan yang sedang melakukan ekspansi bisa dijadikan benchmark yang baik untuk membentuk budaya dan kinerja operasional organisasi.

Pertanggung jawaban sosial / moral.

Perusahaan besar tadi melakukan aksi sosial yang begitu besar kepada masyarakat sekitar, tidak hanya memberikan beasiswa kepada para anak sekolah di sekitar lingkungan pabrik, memberikan bantuan dana ketika dibutuhkan untuk kepentingan kampung sekitar, sampai dengan tanggung jawab moral berupa penanganan limbah industrinya juga dilaksanakan. Banyak biaya-biaya CSR disediakan karena ini memang merupakan tanggung jawab moralnya sebagai perusahaan kepada steakholdernya. Tidak terkecuali, kesejahteraan kepada para karyawannya juga sangat diperhatikan. Tidak hanya ikut program Jamsostek, perusahaan juga memberikan asuransi Jasindo, Asuransi Kesehatan juga ada. Banyak fasilitas yang diberikan kepada steakholder perusahaan. Hal ini sangat berbeda dengan perusahaan sejenis yang baru melakukan ekspansi usaha. Untuk masalah kesejahteraan ke karyawan sangatlah minim, apalagi kepada kepada masyarakat sekitarnya. Penanganan limbahnya juga tidak sebagus perusahaan besar tadi, sering terjadi pencemaran lingkungan karena pembuangan limbah yang seenaknya oleh perusahaan tadi. Tapi yang jadi ironi, para masyarakat sekitar tidak berani melakukan langkah protes kepada perusahaan karena semua sudah pada tahu bahwa perusahaan memiliki “security bersenjata” yang di segani oleh lingkungan sekitar.

Dari penjelasan singkat diatas, apakah layak kita hanya menilai keberhasilan atau kejayaan perusahaan hanya di lihat dari aspek profitabilitas (kemampuan menghasilkan laba), atau keberhasilannya untuk melakukan ekspansi (perluasan usaha) saja. Kalau menurut hemat penulis, bahwa keberhasilan sebuah perusahaan, kejayaan sebuah perusahaan bisa dilihat pada semakin bertambah nilai yang diberikan perusahaan kepada para steak holdernya. Lebih terkhusus lagi permasalahan yang terkait dengan kesejahteraannya.

Jangan hanya melihat kemampuannya saja untuk menghasilkan laba, namun juga lihat kemampuannya untuk meningkatkan kesejahteraan kepada pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan.






GERAKAN KEMAHASISWAAN DARI MASA KE MASA

DINAMIKA GERAKAN MAHASISWA DALAM PRESPEKTIF HISTORIS

(diskusi pengembangan wacana di Tembalang)

“Aku tidak ingin menjadi pohon bambu, tapi ingin menjadi pohon po” ungkap tokoh sentral yang menjadi bahan diskusi kali ini. Sudah menjadi legenda, konon pohon po ini adalah ikon gerakan yang menginspirasi karena jenis tanaman ini tidak pantang menyerah untuk tetap hidup. Biarpun tanaman ini hidup di batu karang yang terjal dan selalu didera oleh tiupan angin yang keras di sepanjang pantai San Fransisco.

Diskusi dimulai dari kekawatiran yang muncul dengan adanya fenomena-fenomena gerakan kemahasiswaan yang sektarian, yang hanya mementingkan kepentingan kelompoknya saja tanpa mengindahkan tujuan utama dari berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena disadari atau tidak, sebelum negeri tercinta ini dibentuk, semangat untuk memerdekakan dari penjajah dimulai dengan model pembentukan organisasi-organisasi yang lebih mengedepankan aliran atau golongan tertentu. Sebagai contoh adalah, dengan maraknya bermunculan golongan-golongan pemuda yang mengatasnamakan kelompok tertentu apakah didasarkan pada etnis, aliran kepercayaan, atau idiologi pemikiran tertentu. Jadi bisa dikatakan, negeri ini sangat rentan dengan adanya konflik kepentingan yang hanya mementingkan kelompok atau golongan tertentu saja.

Beruntung negeri ini memiliki founding fathers seperti Soekarno, Moh Hatta, Syahril, Natsir, Agus Salim dan masih banyak lagi, dimana mereka lebih mementingkan kesatuan negeri ini sehingga nusantara bisa dipersatukan dengan semangat untuk membentuk negara yang bernama Indonesia. Dalam perjalanannya, tidak mudah untuk tetap menyolitkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini disebabkan permasalahan yang komplek menyelimuti negeri ini terutama terkait dengan permasalahan pemerataan kesejahteraan. Selain memang ada agenda-agenda tertentu dari negara-negara adikuasa untuk melakukan penjajahan kembali ke negeri tercinta ini. Perlu diingat disini bahwa negara tercinta ini, masih memiliki daya pikat yang luar bisa. Mulai dari kekayaan alam yang dimilikinya, sumber daya manusia yang ada, letak geografis sekaligus geopolitik yang menyertainya dan masih banyak lagi. Oleh karennya seringkali bangsa dan negara ini bergejolak dan tak jarang sampai terjadi yang namanya konflik berdarah, yang apabila kita telusur lebih dalam maka ujung-ujungnya adalah adanya agenda-agenda tertentu dari negara-negara lainnya, terkhusus adalah para negara adikuasa.

Oleh karenanya, kedepan perlu sekali adanya gerakan kemahasiswaan yang melepaskan diri dari semangat golongan atau aliran tertentu, berganti dengan gerakan kemahasiswaan yang memiliki semangat nasionalisme tinggi. Dimana tujuan berbangsa dan bernegara menjadi mainstream gerakan, dan menjauhkan diri dari sikap yang hanya menonjolkan golongan tertentu.

Di sisi lain, mahasiswa perlu menumbuh kembangkan sikap kritis. Karena dari sikap inilah muara dari gerakan kemahasiswaan dimulai. Perlu dicermati, bahwa diera modern sekarang ini, dimana informasi adalah para “rohaniawan” yang selalu mencekoki diri mahasiswa dengan doktrin-doktrin yang menghalusinasi kedirian manusia dari hakikat keberadaannya, menyebabkan transfer nilai sangat begitu mudah terjadi, layaknya komputer yang di instal ulang untuk digantikan dengan program-program baru yang sesuai dengan kebutuhan sang peng-instal. Oleh karenanya, informasi dan mainstream yang sekarang diusung dengan isu-isu “good governance” dengan mengedepankan permasalahan birokrasi terutama perilaku koruptif dari penyelenggara negara ini, seharusnya juga harus kita kritisi. Mengapa perlu sekali kita kritisi karena sebenarnya, permasalahan mendasar yang menyebabkan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ini carut marut disebabkan oleh faktor tidak meratanya kesejahteraan yang dimiliki oleh rakyat ini. Kalau semisalnya kita mau berpikir analitis dan melakukan kalkulasi (perhitungan), sebenarnya seberapa besar tingkat singnifikansi antara prilaku koruptif yang dilakukan oleh birokrat kita dengan pola pengelolaan sumber daya alam (sumber kekayaan) negeri tercinta ini, yang menyebabkan kesejahteraan rakyat jauh dari harapan yang diinginkan.

Perlu diketahui, sesuai dengan konstitusi negara ini, bahwa semua sumber daya yang ada (bumi, air, udara dan semua yang terkandung didalamnya) dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Namun apabila kita telaah lebih dalam, maka kita bisa mengetahui, bahwa semua sumber daya alam tersebut, mayoritas dikelola atau bahkan dimiliki oleh asing dan bangsa ini hanya mendapatkan proporsi yang sedikit darinya. Hal ini sangat kontras sekali apabila kita bandingkan dengan kekayaan negara ini yang dikorupsi oleh para birokrat atau teknokrat kita. Lebih baik dikorupsi karena hasil korupsinya masih diputarkan di dalam negeri, dari pada penjarahan sumber daya alam yang dilakukan oleh pihak asing, maka jelas bahwa kekayaan negara kita hilang begitu saja.

Oleh karenanya, sikap kritis dari para mahasiswa harus tetap untuk ditumbuh kembangkan. Karena dengan perkembangan peradaban, bentuk-bentuk penjajahan baru sudah bermunculan. Dan yang lebih memprihatinkan kita bersama, bahwa modus penjajahan yang ada tidak hanya mengedepankan fisikal semata, namun yang lebih memprihatinkan lagi adalah adanya penjajahan moral, mental dan intelektual kita sebagai anak bangsa Indonesia. Kita harus tetap hati-hati untuk selalu memandang segalanya dengan cara pandang yang kritis, sehingga kemerdekaan yang merupakan kodrat semua manusia bisa terwujudkan dan dalam konteks kenegaraan juga dapat terwujudnya negara yang merdeka dan mandiri dari pengaruh bangsa-bangsa lainnya didunia ini. Duduk sama rendah, dan berdiri sama tingginya. Mengembangkan pola hubungan kenegaraan yang saling menguntungkan kedua belah pihak, tanpa ada pihak yang merasa dirugikan.







LOGISTIK DAN PERGERAKAN

KEMANDIRIAN FINACIAL DALAM PERGERAKAN

Perubahan adalah tema yang lazim diusung oleh para aktivis untuk mencari simpati bahkan dukungan dari para calon konstituennya. Hal ini akan berbeda dengan para penguasa, tema yang akan diusungnya biasanya terkait dengan kelanjutan dari program-program yang telah terlaksana atau bahkan belum bisa dilaksanakan pada periode yang lalu. Tema inilah yang sangat mencolok kita amati ketika terjadi “perebutan” kekuasaan, terutama dimasa-masa kampanye. Kita tidak membahas terkait dengan tema perubahan atau pelanjutan progrom-program yang mengatas namakan kesejahteraan rakyat, namun yang akan kita kritisi disini adalah dari mana sumber pendanaan para “pejuang “ kesejahteraan ini.

Idealitas dalam perjuangan adalah kita memilik sumber logistik yang kuat untuk mendukung segala aktivitas gerakan. Memiliki usaha yang mapan, terutama yang madiri dari pengaruh politik akan menyebabkan mainstream gerakan jelas dan sulit untuk dibendung. Logistik adalah hal yang sangat krusial dalam perjuangan, sebab dia adalah jantung yang akan memompakan darah keseluruh sendi-sendi gerak organisasi. Dan yang paling mudah untuk mencari logistik, biar tidak mempengaruhi gerakan yakni dengan usaha mandiri dari dalam organisasi. Dengan memberdayakan para anggota, dan mengoptimalkan potensi materi yang dimiliki, maka organisasi akan lebih mudah untuk mendapatkan amunisi yang namanya logistik ini. Kalau kita tidak memiliki para anggota yang memiliki logistik kuat, apalagi para anggota memiliki persepsi bahwa organisasi adalah tempat mencari logistik, maka sudah dapat dipastikan arah gerak organisasi tersebut mudah buyar. Gerakan yang dilakukan tidak akan optimal karena tidak memiliki sokongan logistik yang kuat untuk menggerakan organisasi. Bagaimana mungkin kita bisa menggerakkan perubahan sesuai dengan mainstream yang diusung oleh organisasi, bila organisasi sendiri sulit untuk menggerakkan mainstream yang dimiliki.

Sering kita lihat, ada banyak modus yang dilakukan oleh para aktivis untuk mendani gerakannya. Baik yang dilakukan dengan cara yang halus dan “halal” sampai dengan cara yang kasar nan “haram”. Contoh dilapangan yang bisa dijadikan sumber inspirasi untuk mencari dana yang halus dan halal adalah dengan memberikan advokasi kepada pihak yang “terdholimi” hak-haknya, dan minta uang jasa (tanda kasih) sesuai dengan kesepakatan bersama. Semisal sebagai advokat kepada para karyawan yang tidak diberikan hak-haknya oleh para pengusaha dan minta imbalan sesuai dengan perjanjian dimuka. Kalau contoh mencari sumber dana dengan modus yang kasar dan haram semisal dengan melakukan pemerasan kepada pihak-pihak tertentu dengan menggunakan kekerasan baik secara fisik maupun psikis. Atau yang mungkin lebih elegan dan biasanya dipakai oleh aktivis kemahasiswaan adalah dengan meminta logistik kepada para alumni-alumninya.

Oleh karenanya, mainstream gerakan sangat dipengaruhi oleh logistik dan sumber-sumber logistik yang dimiliki. Kalau suatu organisasi, memiliki sumber logistik yang kuat dan mandiri, maka dapat kita simpulkan arah gerakannya akan semakin lebih efektif. Beda halnya, kalau suatu organisasi tidak memiliki sumber logistik yang jelas, maka tujuan dari gerakan sulit untuk di capai. Apalagi kalau organisasi yang ada dipergunakan untuk mencari sumber kehidupan (logistik) maka sudah dapat dipastikan organisasi ini tidak memiliki tujuan untuk mensejahterakan rakyat. Organisasi seperti inilah yang menyebabkan bangsa ini selalu terpuruk pada lubang yang sama. Tidak ada pembangunan untuk mensejahterakan rakyat banyak, namu hanya mensejahterakan rakyat tertentu yakni kelompoknya saja.

Sebagai masyarakat yang kritis, maka kita harus lebih jeli lagi untuk melihat seluk beluk organisasi yang ada. Apakah dalam bentuk Organisasi Massa (Ormas), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Yayasan, Kelompok Studi atau dalam bentuk yang lainnya. Jangan langsung begitu saja percaya dengan visi, misi dan mainstream gerakannya saja, tapi kita harus lebih jeli lagi melihat organisasi ini dengan melihat catatan rekam jejaknya dimasa lalu, siapa para anggota atau pegiatnya, dan yang paling krusial adalah dari mana sumber pembiayaan untuk menggerakkan organisasinya. Karena harus dicatat bahwa tidak ada donasi (pemberian) logistik yang cuma-cuma, pasti ada agenda terselubung dibalik pemberiannya. Idealnya, organisasi pergerakan ini memiliki sumber logistik (pendanaan) secara mandiri dari para anggotannya, sehingga tujuan dari pergerakan ini akan semakin jelas dan capaiannya tidak bias dengan kepentingan-kepentingan dari luar organisasi.

HEGEMONI INFORMASI DALAM PERGERAKAN

GERAKAN KEMAHASISWAAN DALAM BINGKAI HEGEMONI INFORMASI

Mahasiswa sering diidentikan dengan agen perubah, karena mereka memiliki kontribusi yang besar terkait segala perubahan dinegeri ini. Tidak dipungkiri bahwa mereka adalah kalangan “elit” karena proporsinya di negeri ini bisa dikatakan masih minim. Hal ini disebabkan oleh kondisi dunia pendidikan di negeri ini, kalau dilihat dari perspektif material masih mahal sehingga jauh dari jangkauan sebagian besar rakyat Indonesia. Kaum intelektual muda ini, adalah embrio bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Karena dari merekalah, kelak estafet kepemimpinan negeri ini akan diberikan. Dan ditangan merekalah komando negeri ini akan di suarakan.

Mahasiswa dan kampus adalah dua sisi yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya, keduannya saling terkait dan mengaitkan diri. Kampus adalah kawah “condro dimuko” bagi mahasiswa, karena dikampus inilah sikap kritisme dalam memandang permasalahan di uarai bebas. Tidak seperti di jenjang pendidikan sebelumnya, apakah itu SMA, SMP, SD, TK apalagi Playgroup. Mimbar akademik, adalah forum yang sangat dihormati dalam dunia pendidikan, dan forum ini hanya dapat kita peroleh di kampus, tempat para mahasiswa yang notabenenya para intelektual muda menimba dan mengasah ilmunya.

Ada fenomena menarik, ketika kita sekarang memasuki wilayah kampus. Forum-forum mimbar bebas sudah sangat jarang kita temui. Sudah tidak ada diskusi-diskusi kelompok yang membahas fenomena kenegaraan dan peranannya untuk mengentaskan masyarakat dari kebodohan dan kemiskinan. Tidak adalagi, forum kritisisme mengenai kebijakan-kebijakan publik yang dibuat oleh para penguasa, karena mereka sekarang asik dengan dunia gemerlap, yang menyulap diri mahasiswa yang tangguh dan kritis menjadi sosok yang prakmatis dan hedonis. Mall , diskotik dan tempat-tempat hiburan adalah tujuannya, mereka hanya sibuk dengan urusan kuliah dan tidak tahu dan mencari tahu apakah ilmu yang dia pelajari memang benar-benar dibutuhkan atau cuma sekedar formalitas mencari gelar kesarjanaan.

Sungguh sangat ironi, mahasiswa yang seharusnya kritis dan peduli dengan derita masyarakat yang tertindas oleh sistem yang ada, sekarang menjadi sosok yang prakmatis dan hedonis. Coba kita tengok, di mall-mall atau di tempat-tempat hiburan yang ada, bisa dipastikan tempat ini lebih banyak dikunjungi oleh para mahasiswa dibandingkan di forum-forum study yang mengkritisi segala macam aspek kebijakan publik.

Bercermin pada realitas yang umum terjadi didunia kemahasiswaan sekarang ini, sesungguhnya siapa yang wajib di persalahkan? Mahasiswa itu sendirikah? Para akademisi yang mengkonsep dunia pendidikan yang mempatronkan mahasiswa dan tidak membebaskannya dari belenggu patron-klien. Ataukah semua ini adalah tanggung jawab pemerintah, terkhusus oleh menteri pendidikan nasional yang memang membidangi dunia pendidikan di negeri ini? Ataukah ada agenda tersembunyi dari pihak-pihak asing tertentu yang memang menginginkan dunia pendidikan kita seperti ini. Sehingga masa depan bangsa ini bisa mereka kendalikan, karena Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh negeri tercinta ini tidak memiliki kemampuan yang memadai untuk melawan hegemoninya.

Sesuai dengan konsep kenegaraan, maka jawabannya jelas, bahwa yang paling bertanggung jawab terhadap fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan sekarang ini, terkhususkan lagi mengenai dunia kemahasiswaan adalah pemerintah. Karena sesuai dengan konsepsi kontrak sosial, pemerintah adalah pihak yang diberikan kewenangan untuk mengatur individu-individu yang tergabung dalam negara ini. Pemerintah wajib untuk mengelola semua potensi sumber daya yang di miliki oleh negara ini. Apabila terjadi salah kelola terkait dengan sumber daya yang dimiliki oleh negara ini, maka jelas pemerintah yang harus bertanggung jawab. Mahasiswa sekarang dikebiri dengan sistem perkuliahan yang sangat-sangat memenjarakannya. Mahasiswa tidak berani untuk menentangnya, karena semua potensi yang ada dan yang dimilikinya dikerdilkan secara sistematik.

Pemerintah juga harus berani untuk mengendalikan media massa, terutama media informasi yang bertentangan dengan budaya bangsa ini. Janganlah kita terlalu latah untuk mengambil semua informasi yang ada, karena kita juga harus mengetahui bahwa tidak semua informasi yang beredar di dunia ini baik untuk pembentukan kepribadian yang unggul. Terkadang ada agenda terselubung yang didengungkan oleh pihak-pihak tertentu yang memang menginginkan kehidupan kenegaraan jadi berentakan.

Wednesday, April 15, 2009

Politik, Politikus dan Parlemen KITA

POLITIKUS dan PARLEMEN SEJATI

Dalam sejarah perkembangan berbangsa dan bernegara ini, sudah tertoreh dalam lembaran sejarah, bahwa di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia, pernah mengalami masa dimana sesama anak bangsa di “adu domba” untuk kepentingan para penjajah. Menurut sejarah modern, dan yang sering kita dengar, bahwa negara ini pernah di jajah oleh negara asing semisal Portugis, Belanda, Jepang dan lainnya, minimal kalau dihitung dengan rentang waktu adalah 3,5 abad (tiga ratus lima puluh tahun). Waktu yang tidak sebentar dalam rentang masa kehidupan generasi manusia. Suatu yang sangat ironi bahwa, para penjajah kalau dilihat secara geografis, tidak memiliki luas wilayah lebih besar dari sepertiga luas negara Indonesia.

Dari fakta sejarah tersebut, apa yang bisa kita ambil pelajaran untuk memajukan bangsa dan negara tercinta ini? Karena penjajahan akan selalu terus dihidupkan. Perkembangan modus penjajahan di era modern ini sangat halus, tidak seperti jaman dahulu, dimana penjajahan dilakukan dengan melakukan pendudukan secara fisik di suatu wilayah geografis tertentu, dan rakyatnya dijadikan budak untuk memuaskan nafsu sang penjajah. Akan tetapi penjajahan modern ini sudah mulai dengan dibuatkannnya aturan-aturan gaya baru (kode etik) yang mengatas namakan masyarakat dunia, dengan pembuatan standar-standar ganda untuk kepentingan negara-negara neokolonialis. Coba kita rasakan, isu tentang HAM, Demokratisasi, isu lingkungan, standar mutu, dan masih ada banyak-banyak standar dengan aneka macam warnanya. Yang agenda utamanya jelas, bahwa mereka tetap ingin melakukan penjajahan kepada negara-negara yang secara de fakto dulu pernah mereka jajah secara fisik.

Sebagai negara yang “merdeka”, kita harus benar-benar menjaga anugerah ini. Jangan sampai terlena dengan kamuflase yang dibuat oleh neokolonialis. Makanya kita harus menjadi negara yang kuat, negara yang mandiri dari segenap aspek kehidupan bernegara. Negara yang memiliki relasi yang luas, dimana hubungan antar negara ini dilandasi oleh semangat kesetaraan dan saling pengertian, bukannya hubungan yang saling menelikung apabila ada kesempatan. Oleh karenanya, kita harus merombak dan sekaligus membuat tata aturan yang membuat negara ini benar-benar merdeka. Merdeka yang sesungguhnya, bukan merdeka yang semu. Oleh karenanya, kita harus menguatkan parlemen kita, karena dari sinilah pangkal ujung permasalahan itu bermuara. Karena dari lembaga inilah, landasan hukum atau aturan main untuk menata kehidupan bernegara ini dimulai.

Kita harus membersihkan parlemen kita ini dari para politikus-politikus busuk, yang hanya mementingkan diri pribadi atau kelompoknya saja, dengan mengesampingkan kejayaan dan kemakmuran negara tercinta ini. Jangan mau dihasut, dan jangan mau lagi diadu domba. Karena seperti yang dipaparkan di atas, bahwa salah satu ciri penjajahan di era modern adalah dengan melakukan politik adu domba, dan sekarang kalau kita lihat dengan seksama bahwa kenyataan dan kemungkinan untuk di adudomba begitu terbuka. Coba lihat para politikus kita, mereka hanya mementingkan kepentingan diri dan kelompoknya saja, saling menjegal untuk menjadi penguasa dengan segala cara. Dan yang tak kalah mengerikan, bahwa mereka juga menggunakan bantuan (apakah di sengaja atau tidak) negara-negara asing yang tentunya merekalah yang akan menjadi kolonialis-kolonialis baru di jaman modern ini.

Dengan memlih para politikus yang teruji rasa nasionalismenya, harapan kita bersama bahwa produk perundang-undangan yang dibuat akan menjadikan negara ini merdeka dan mencapai puncak kejayaannya. Tidak ada lagi produk perundang-undangan yang menciptakan penjajahan dengan modus yang baru, semisal menguasai sumber daya alam yang melimpah oleh pihak asing (neokolonialis) dan hanya membagi dengan proporsi yang sangat-sangat kecil untuk negara kita. Tidak hanya produk perundang-undangan tentang penguasaan sumber daya alam, tata kelola sumber daya manusia dan semua hal yang menyangkut tata kelola berbangsa dan bernegara ini juga harus di perhatikan, jadi disini bahwa harapan kita akan terciptanya produk perundang-undangan yang memihak kepada kepentingan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah sebuah kebutuhan, dan tentunya hal ini bisa tercapai apabila parlemen kita diisi oleh orang-orang yang memiliki integritas yang tinggi dan memiliki semangat nasionalisme, demi kejayaan negara tercinta ini. Indonesia yang merdeka adalah tujuan kita bersama. Mari kita awasi pengelolaan negara ini, dan kita tetap meletakkan kepentingan berbangsa dan bernegara ini diatas kepentingan pribadi atau kelompok kita. Jangan kita gadaikan bangsa ini dengan nilai yang murahan dengan kekuasaan yang semu. Hiduplah bangsaku, merdekalah negeriku, kejayaan dan kemakmuran menyertaimu... Indonesia.

Indonesia Raya adalah sebuah cita-cita luhur dan sebuah keniscayaan dalam hidup ini.


Pemuda dan Masa Depan Bangsa

MASA DEPAN BANGSA BISA DILIHAT DARI PEMUDANYA SEKARANG

“Beri aku sepuluh pemuda, maka aku merdekakan negeri ini dari para penjajah” kata Soekarno dan “Bapa di surga, beri hambamu ini 12 Murid, maka akan aku selamatkan manusia dari derita dan kehinaan” kata Yesus Kristus.

Kalimat yang sangat luar biasa, yang dapat menginspirasi diri ini untuk laku prihatin membuat perubahan-perubahan yang sangat mendasar dalam kehidupan ini. Perlu di camkan, bahwa yang dibutuhkan untuk melakukan perubahan yang sangat mendasar didunia ini tidak memerlukan banyak orang, hanya segelintir orang yang tentunya dari golongan pemuda. Ada entry point, yang bisa didiskusikan disini yakni beberapa orang dan pemuda.

Segelintir manusia, yang tahu akan keadaan sekarang, yang memahami bahwa kondisi saat ini bila dibiarkan terus menerus akan berdampak buruk kedepanlah yang bisa melakukan perubahan yang radikal untuk tatanan masyarakat yang lebih baik. Disini diperlukan wahana untuk saling melakukan pengembangan diskursus atau wacana, karena dari diskusi awal inilah saling memahami dan mendukung gerakan akan terjadi dengan sendirinya. Segelintir orang ini perlu melakukan kajian kajian rutin yang mendasar untuk memformulasikan pola perubahan apa yang dibutuhkan dimasyarakat saat ini . Oleh karenannya, bisa kita tengok dalam sejarah perkembangan peradaban, bahwa dunia ini harus berterima kasih kepada orang-orang yang “nyleneh” yang tentunya jumlahnya sedikit, yang mana mereka mau untuk menjadi mainstream bahkan dengan menjadi martir untuk perubahan ini. Makan perlu digaris bawahi, bahwa pertemuan-pertemuan rutin yang dilakukan oleh “manusia-manusia nyleneh” harus perlu dipupuk. Agar kehidupan ini menjadi lebih dinamis dan tentunya akan membawa pada perubahan yang memang kita inginkan.

Kedua adalah pemuda, pemuda adalah harapan semesta, tentunya disini definisi pemuda tidak hanya dilihat dari sudut pandang rentang usia, namun pemuda disini adalah sosok manusia yang memiliki semangat yang luar biasa untuk melakukan upaya-upaya perubahan bagi masyarakatnya. Ciri yang sangat mudah kita temui dari sosok pemuda adalah, sikap optimismenya. Hal ini sangat berbeda dengan orang-orang tua, pemuda masih memiliki waktu untuk bisa mewujudkan cita-cita yang ada dalam benaknya. Masih ada rentang waktu untuk mewujudkan program tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan para golongan tua yang sudah tidak memiliki kesempatan waktu dan fisik yang prima untuk mewujudkan cita-citanya, makanya kecenderungan yang ada pada golongan tua adalah bersikap pragmatis dalam menghadapi kenyataan hidup ini. Bukannya untuk berani melakukan perubahan akan tetapi lebih memilih untuk bersikap nyaman dalam memandang kehidupan ini. Akan tetapi yang perlu digaris bawahi, bahwa sebenarnya pemuda disini adalah konotasi, sebuah perumpamaan yang di lekatkan kepada semua orang, siapapun dia yang penting memiliki semangat optimis, progresif untuk melakukan perubahan, dan memberikan warna yang berbeda dalam kehidupan ini. Banggalah menjadi sosok minoritas (sedikit), yang memiliki sifat para pemuda idealis.


Laku Diri dalam Membentuk Integritas

INTEGRITAS DIRI JANGAN DIPERTARUHKAN

Semua orang adalah pemimpin, itu kata-kata bijak yang sering kita dengar apabila membahas pemasalahan individu ataupun organisasi. Maksud dari ungkapan ini “kemungkinan” dikarenakan peran dan fungsi yang harus di emban oleh seseorang dimanapun dia berada, baik pada ranah privat maupun publik. Tak heran, apabila permasalah integritas seseorang sebagai pribadi maupun sosok sosial tidak dapat dilepaskan dari kemampuan seseorang untuk bisa membawa diri dimanapun ia berada. Istilah yang sering kita dengar di masyarakat Jawa ya “empan papan ?”. Kita wajib tahu dan sadar akan semua yang akan kita kerjakan, sebagai misal kalau mau berangkat ke sekolah ya di niati untuk belajar, mencari ilmu pengetahuan sebanyak mungkin dengan harapan kelak dengan ilmu yang kita dapati dari sekolah, kedepannya kehidupan kita akan lebih bermakna dan berarti, karena kita bisa memberikan banyak warna positif dalam kehidupan ini. Bukannya berangkat ke sekolah dengan tujuan mau berantem atau mau tawuran dengan sekolah lainnya. Begitu juga kalau kita punya niatan berangkat kerja (bagi yang sudah bekerja), ya komitmen untuk melakukan aktivitas kerja di dalam kantor atau tempat kerja kita. Jangan malah bermalas-malasan di kantor, atau malah tidur-tiduran bahkan lebih parah lagi tidur di tempat kerja. Wah kacau kalau ini terjadi. Bukan hanya hal ini berpengaruh pada dia pribadi yang memiliki performance atau kinerja yang buruk nan rendah, tentunya hal ini juga mempengaruhi kinerja teman-teman dikantor juga. Oleh karenannya, apabila memang kita tidak bisa memberikan yang terbaik untuk organisasi mendingan mundur atau kalaupun baru dalam keadaan kurang fit, ya mendingan minta istirahat di rumah atau di tempat-tempat pemulihan kesehatan.

Terus pertanyaan selanjutnya, apa kaitannya dengan integritas?

Ya jelas, bagi orang-orang yang tidak bisa memberikan yang positif bagi organisasinya, apalagi dalam kondisi yang serba sulit kok malah “nggondeli” tentunya hal ini akan membawa penilaian yang tidak baik dari teman-teman yang lainnya. Dan tentunya, hal ini akan membawa citra yang buruk bagi orang yang bersangkutan. Tak kalah estrimnya, maka integritas dia sebagai seseorang (apakah sebagai pekerja, atau yang lainnya) akan rendah. Tidak bisa dijadikan contoh apalagi suri tauladan yang baik. Semoga ini bisa menjadikan renungan bagi kita semua, semoga dalam kehidupan ini, kita bisa memberikan yang terbaik dimanapun kita berada. Terima kasih.

Tuesday, March 31, 2009

SEGALA SESUATU TERGANTUNG USAHANYA

Ada fabel yang menarik ceritanya dan bisa kita jadikan pelajaran dalam menapaki kehidupan ini ketika kita berkarya dimanapun berada:

Ada dua ekor Macan sejenis Chetah yang terkenal kencang larinya, sedang bercengkrama dengan temannya, terkait dengan mangsa “si Kijang” yang berada di tanah lapang tepat di depan mereka. Chetah A bertanya kepada Chitah B, “mampukah kamu menangkap Kijang tersebut?” Dengan yakin dan sombongnya Chitah B menjawab “pasti bisa, tidak perlu waktu lama untuk menangkapnya!!” Setelah menjawab dengan yakin, Chitah B langsung berlari mengejar Kijang yang ada di depannya. Mengetahui bahwa dia dikejar Chitah, Kijang lari dengan penuh semangat dan mengeluarkan semua potensi yang dia punyai. Setelah melakukan pengejaran yang cukup melelahkan, akhirnya Chitah menyerah, dia tidak berhasil menangkap Kijang buruannya tadi. Dengan lemas, dia mendatangi temannya tadi “Chitah A”, dia berkata; “wah, aku gagal menangkap Kijang tadi, dia larinya kencang sekali”. Chitah A lalu menjawab komentar Chitah B tersebut, “larimu bukannya tidak kencang, semua makhluk tahu, bahwa Chitah larinya lebih kencang daripada Kijang. Yang jadi permasalahannya tadi, kamu tadi tidak mengeluarkan seluruh potensi yang engkau miliki, kamu hanya memamerkan gaya larimu saja kepadaku. Hal ini sangat berbeda dengan si Kijang, ia lari All Out, dia mengeluarkan semua potensi yang dia miliki, karena dia tahu, kalau larinya tidak lebih kencang daripada larimu, maka dia akan MATI”.

Dari Fabel tersebut, sebenarnya kita bisa mengambil pelajaran yang sangat berharga dalam menapaki kehidupan kita. Bahwa segala sesuatu yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tidak nengenal lelah atau istilah hiperboliknya “dilakukan dengan berdarah-darah” pasti akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Dimanapun kita berada, dimanapun kita berkarya, pasti akan menciptakan sesuatu yang luar biasa. Dan tentunya, ini sesuai dengan cita-cita kita. Semoga bermanfaat.

Thursday, March 19, 2009

KEADILAN TUHAN

Ada cerita yang menarik, yang bisa kita jadikan inspirasi dan mungkin lebih tepatnya adalah ibroh (pelajaran) dari jaman Nabiullah Musa AS. Pada saat itu, beliau di tanyai oleh umatnya terkait dengan keadilan Allah di muka bumi ini? Tanpa harus menunggu hingga di alam akhirat.

_________________________

Pada waktu itu, ada kisah atau berita yang sampai ketelingan penanya dan juga Nabiullah Musa, terkait dengan kejadian pembunuhan yang dilakukan oleh pemuda terhadap lelaki tua yang tidak tahu permasalahan apa-apa. Cerita singkatnya adalah sebagaimana berikut, pada suatu waktu pemuda baru saja melakukan perjalanan yang panjang melintasi padang gurun yang panas, ditengah perjalanan, dia melihat ada oase di tengah-tengah padang gurun tersebut. Oase itu dikelilingi oleh pohon-pohon yang rindang, karena kelelahan dari perjalanan yang jauh, akhirnya si pemuda tersebut ketiduran, selang beberapa jam, dia terbangun dan teringat bahwa perjalanan masih jauh dan dia harus segera ketemu dengan ibunya yang lagi sakit keras.

Dengan tergesa-gesa ia meninggalkan oase tersebut dan dia lupa bahwa barang yang ia bawa ketinggalan.


Selang beberapa jam datang penggembala untuk mampir ke oase tersebut untuk beristirahat, alangkah terkejutnya dia melihat ada bungkusan yang tertinggal di bawah pohon yang rindang tersebut, akhirnya ia mengambil bungkusan tersebut dan segera untuk melihatnya. Ia terkejut ketika mengetahui bahwa bungkusan tadi adalah berisi emas dan permata yang begitu banyak. Karena melihat sekelilingnya yang sepi dan tidak ada tanda-tanda ada orang yang memilikinya akhirnya ia menganggap bahwa barang ini adalah barang pemberian dari Tuhan untuk merubah nasibnya yang selalu miskin. Bergegaslah dia untuk pulang kerumah dan menyampaikan kabar baik ini kepada ibunya yang tua renta.


Pada tempat yang sama , di oase tersebut. Selang beberapa waktu, datanglah seorang tua yang renta dari perjalanan dan mampir ke tempat tersebut untuk mengambl air minum secukupnya dan beristrirahat, untuk melepas lelah. Pada saat yang bersamaan, datanglah pemuda pertama dengan wajah yang pucat dan kebingungan untuk mencari barangnya yang tadi ketinggalan di tempat tersebut. Dia mondar-mandir kesana kemari untuk melihat apakah barangnya masih ada di tempat tersebut. Alangkah marahnya dia ketika melihat bahwa barngnya tidak ada di tempat tersebut lagi, dan dia hanya menemukan orang tua renta yang asik tiduran dibawah pohon-pohon yang rindang.

Tanpa banyak kata dan ewoh pakewuh, pemuda ini langsung menanyakan kepada kakek tersebut perihal barangnya yang ketinggalan di tempat itu. Dengan terus terang, si kakek memberikan jawaban bahwa ia tidak tahu menahu terkait dengan barang yang pemuda itu tanyakan, pemuda masih tidak peduli. Dia sampai mengancam akan membunuh kakek tersebut apabila dia tidak memberikan barang tersebut kepadanya. Akhirnya pemuda tersebut membunuh kakek tadi, yang tidak tahu menahu terkait dengan keberadaan barang si pemuda tadi.

_____________________________

Kisah inilah yang jadi bahan pertanyaan umat Nabi Musa terkait dengan keadilan Tuhan dimuka bumi.

Nabiullah Musa berkeyakinan bahwa Tuhan akan selalu adil kepada umat manuasia, dimanapun tempatnya baik didunia maupun di akhirat.

Muas berkata kepada umatnya bahwa, beberapa waktu yang dulu (bisa dikatakan masa lalu), di daerah tersebut, ada petani kaya raya yang suka bersedekah, pada suatu waktu, petani kaya tersebut dibunuh oleh dua kawanan bandit. Dan bandit tersebut merebut semua harta yang dimiliki oleh petani kaya yang suka bersedekah ini. Setelah merebut harta sang petani kaya tersebut, dan sesuai dengn kesepakatan yang dibuat diawal, si bandit segera untuk membagi dua hasil rampokan tersebut. Karena sifat tamak dari seorang bandit dan karena merasa tidak puas dengan bagian yang dia peroleh, akhirnya si bandit tersebut, membunuh kawannya sendiri dan menguasai semua barang hasil rompokan mereka berdua.


Nabi Musa bertanya kepada umatnya, tahukah kamu siapa bandit yang membunuh kawannya itu? Musa berkata bahwa kakek tadi yang dibunuh oleh pemuda itulah bandit yang membunuh kawannya tadi, selanjutnya musa berkata bahwa, pemuda tadi adalah anaknya bandit yang dibunuh oleh kakek tadi. Sedangkan pemuda gembala yang memperoleh bungkusan tadi adalah anaknya petani kaya raya yang suka bersedekah.


Dari cerita ini, nabi Musa hanya igin menguatkan iman umatnya, bahwa keadilan tuhan itu ada dan pasti ada, tidak hanya di alam akhirat tetapi juga dialam dunia ini.


Semoga bisa menjadi ibroh atau pelajaran bagi kita semua. Dan kita tetap berkeyakinan bahwa Allah SWT akan selalu adil untuk semua amalan yang kita kerjakan....... (dari berbagai sumber cerita)

PENDIDIKAN YANG MEMANDIRIKAN

Semua makhluk hidup pasti secara alamiah di ciptakan Tuhan secara mandiri, dalam semua hal. Cobalah lihat saudara-saudari kita makhluk Tuhan yang lainnya apakah itu binatang maupun tanaman. Mereka semua diciptakan dalam keadaan yang mandiri karena dalam kehidupan yang dibutuhkan oleh makhluk Tuhan adalah mandiri untuk melangsungkan hidup dan berjuang untuuk tetap hidup dalam kondisi apapun.

Oleh karenanya, makhluk hidup yang namanya manusia menciptakan sistem pendidikan yang tujuannya adalah untuk mendidik manusia untuk siap dan selalu mandiri dalam menghadapi tantangan kehidupan. Sistem pendidikan yang baik adalah sistem pendidikan yang membebaskan peserta didiknya dari segala hal yang membuatnya dia terikat, dia harus bebas dan benar-benar merdeka.


Berbicara soal pendidikan, di bangsa dan negara Indonesia sendiri di bentuklah Departemen Pendidikan Nasional; suatu departemen ditingkat pemerintahan pusat negara ini untuk menjalankna peran sebagai institusi resmi yang bertanggung jawab terhadap kebutuhan pendidikan di negara ini. Oleh karenanya, dunia pendidikan yang lebih lazimnya disebut sekolahan di negara ini mulai dibentuk ditingkat dasar sampai dengan Perguruan tinggi, harapan dibentuknya lembaga pendidikan ini adalah kembali kepada fungsi awal diadakannya lembaga ini yakni, untuk menciptakan manusia-manusai yang mandiri dan bisa survive dalam mengarungi kehidupan ini.


Sudahkan institusi pendidikan di Indonesaia menciptakan peserta didik seperti yang cita-citakan dalam momentum awal didirikannya lebaga pendidikan ini?. Masih terlalu naif, apabila kita mengatakan bahwa lembaga pendidikan sukses untuk menyelenggarakan sistem pendidikan sebagaimana mestinya, yakni untuk memandirikan peserta didiknya. Kita lihat sendiri, begitu banyak pengangguran yang ada di negara ini, dan kalau misalnya kita coba evaluasi lebih dalam lagi, apakah mereka tidak berpendidikan? Jawabnya, hampir mayoritas pengangguran yang ada di Indonesia adalah orang-orang yeng terdidik atau bisa dikatakan mereka-mereka ini adalah manusia yang pernah mengenyam dunia pendidikan.


Bisakah kita mengatakan bahwa sistem pendidikan yang dikembangkan oleh Departemen Pendidikan selama ini gagal dalam menjalankan fungsinya? Dan apakah dunia pendidikan Indonesia sudah tidak bisa memandirikan peserta didiknya?. Tidak juga, karena di negeri ini masih ada pola pengembangan dunia pendidikan yang tidak berkiblat pada Departemen Pendidikan saja, masih ada dunia pendidikan lainnya yang sering disebut dengan dunia pesantren. Dari dunia pendidikan inilah, malahan bisa kita temui begitu banyak metode dan sisitem pendidikan yang lebih memandirikan. Dengan mencoba untuk mengembalikan manusia pada unsur-unsur alamiah mereka, yang pada dasarnya adalah makluk yang mandiri dan mampu untuk selalu survive dalam menghadapi tantangan kehidupan ini.

Memang agak ironi, bila kita melihat perkembangan dunia pesantren yang ikut serta dalam mengembangkan dunia pendidikan di negara ini, ketika kita mengetahui bahwa sumbangsih atau keberpihakan pemerintah terhadap dunia ini masih bisa di bilang minim. Apabila di bandingkan dengan sekolah-sekolah formal yang dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional.


Banyak kita lihat bahwa, jebolan-jebolan pesantren (alumni) lebih bisa survive dalam mengarungi kerasnya kehidupan ini. Agak kontras bila dibandingkan dengan jebolan sekolah formal. Memang dapat diakui, bahwa untuk mengisi kekosongna lowongan kerja memang lebih banyak di isi oleh para lulusan pendidikan formal, hal ini bisa dikatakan wajar dikarenakan bahwa mereka memang dididik untuk mengisi lowongan tersebut, akan tetapi yang jadi permasalahan lanjutnya adalah; sejauh mana lowongan kerja yang ada bisa menampung semua peserta didik yang ada? Masih banyak bagian yang belum tertampung dan hal inilah yang harus diperhatikan oleh institusi pendidikan. Peserta didik formal yang tidak tertampung, mau tidak mau harus menunggu kalau ada posisi lowongan lagi, kalau tidak ada ya..... menunggu terus dan inilah yang disebut sebagai pengangguran.


Hal ini sangat berbeda apabila dibandingkan dengan lulusan pendidikan pesantren, dari pengamatan penulis dapat di simpulkan bahwa mereka-mereka yang lulusan pondok pesantren lebih mandiri dan bisa dikatakan memiliki daya juang yang lebih bila dibandingkan dengan mereka-mereka lulusan pendidikan formal.


Memang kembali lagi, faktor keberpihakanlah yang belum diperoleh peserta didik dari dunia pesantren, selamat berjuang kawan, engkau telah mendapatkan pendidikan yang selayaknya, pendidikan yang mencerdaskan dan memerdekakan peserta didiknya dari segala belenggu keterikatan hidup...

Tuesday, March 17, 2009

Reportase Acara Kendurihani ke Sembilan

    Yang hadir pada pertemuan rutin yang diadakan pada tanggal 15 Maret 2009 ini:

    * Keluarga Kang Ni'am (Ahmad Ni'am, Siti Nuryati dan Raiyan)

    * Keluarga Kang Pardi (Supardi, Rohmah dan Isa)

    * Keluarga Kang Koko (Moh Sri Handoko, Widaryanti, Ibrahim)

    * Keluarga Kang Andre (Andre dan Putri tertuanya)

    * Keluarga Kang Basuni (Ahmad Basuni, Lathifah Nur Aini, Ida dan adik Perempuannya)

    * Keluarga Kang Imam (Imam Riyadi)

    * Keluarga Kang Lukman

    * Keluarga Kang Purhandoko

    * Keluarga Kang Wawan (fia telpon)

    * Keluarga Kang Ali Utsman

    Reportase dari forum KENDURIHANI

    1. Wirid dan doa bersama-sama dipimpin Ki Ahmad dari Jepara.

    Wirid dan doa bersama-sama dimaksudkan untuk menambah nilai spiritual dari forum ini. Selain itu, hal ini juga diperuntukkan agar kehidupan berbangsa dan bernegara kedepannya agar lebih baik dari sekarang ini.

    2. Orasi ilmiah di sampaikan Pak Wibowo (dosen WB)

    Membahas problematika kebangsaan dan solusi kedepan bagi bangsa Indonesia.

    3. Sharing ide tentang HMI Semarang dan Posisi Kendurihani.

    Pada kesempatan kali ini dan untuk kesekian kalinya, forum silaturahmi ini dipergunakan untuk memikirkan dan memberikan sumbangsih kepada adik-adik yang masih aktif di kepengurusan HMI. Mulai membahas masalah dinamika organisasi kepengurusan kemarin yang di komandani oleh sdr. Yusuf dan Amar, sampai dengan problematika perkaderan yang ada di tingkat Cabang Semarang.

    Dari hasil sharing yang ada disepakati, bahwa forum ini hanyalah forum “Paguyuban” dan bukan memposisikan sebagai forum Alumni HMI Semarang. Sehingga masih terlalu jauh apabila adik-adik kader HMI yang aktif dikepengurusan sekarang menganggap forum ini adalah forum Alumni. Kedepannya, posisi forum ini hanyalah sebatas pengamat roda keorganisasian dan hanya memberikan kontrol moral kepada adik-adik yang aktif dikepengurusan. Namun apabila ada anggota forum Kendurihani yang mau memberikan support yang lebih kepada adik-adik pengurus dipersilahkan.

    Usaha bersama.

    Organisasi akan lebih bermanfaat apabila bisa memberikan nilai kepada semua anggotanya, oleh karenanya, pada kesempatan kali ini (dan untuk yang kesekian kalinya), dirumuskan adanya usaha bersama untuk menambah nilai ekonomi bagi anggota paguyuban kendurihani. Bentuk usaha ini, berupa retailer barang-barang kebutuhan para anggota paguyuban. Kedepannya usaha retail ini akan dikomandani oleh saudara Imam Riyadi. Demikian sekilas reportase dari forum silaturahmi KENDURIHANI (msh)


Program Usaha dan Sosial Paguyuban Kendurihani Semarang

Program-Program Usaha Mandiri dan Sosial Paguyuban KenduriHani;

  1. Koperasi KenduriHani.

Koperasi ini, pada awalnya mendapatkan modal dari penyisihan pendapatan anggota dari program kolekte setiap acara pertemuan kenduri hani. Mekanisme yang ada, setiap keluarga dimintai iuran minimal untuk menjadi “uang meja” tuan rumah, sebagian uang yang terkumpul diberikan kepada tuan rumah untuk membantu biaya makan dan minum selama acara berlangsung dan sisanya di kumpulkan kepada Bendahara Paguyuban KenduriHani.

  1. Retail kebutuhan pokok rumah tangga.

Program usaha ini merupakan ide lama dari para anggota yang baru terlaksana dan dipegang oleh saudara Imam Riyadi untuk menjalankan usahanya. Mekanisme yang dijalankan adalah, para anggota paguyuban sepakat untuk melakukan transaksi pembelian kebutuhan pokok rumah tangga kepada agen kendurihani yang ditunjuk. Dalam hal ini adalah saudara Imam Riyadi, sedangkan modal untuk menjalankan usaha retail ini, back up penuh oleh koperasi kendurihani.

  1. Beasiswa Aktivis.

Beasiswa ini diberikan kepada para aktivis mahasiswa yang mengalami permasalahan keuangan untuk menjalankan studinya dikampus. Adapun syarat utama dan mutlak harus dipenuhi oleh para penerima Beasiswa ini adalah para AKTIVIS KAMPUS yang benar-benar punya NIAT-an untuk MENYELESAIKAN STUDI-nya. Untuk lebih jelasnya, bisa dihubungi Sekretariat KenduriHani atau Pengurus Cabang HMI MPO Semarang.

  1. Pengembangan Mental Spiritual.

Dengan semakin berkembangnya modernisasi, dan tuntutan jaman yang serba materi, membenarkan tesis yang dikemukakan oleh Karl Marx, Manusia akan teralienasi dengan pola peradaban KAPITALISTIK. Oleh karenanya, untuk membantah tesis tersebut, dan menyeimbangkan kehidupan manusia, paguyuban kendurihani mengadakan acara rutin “WIRID DAN DOA BERSAMA” sebelum forum dimulai. Acara ini, biasanya dipimpin oleh kyai kharismatik dari aliran mana saja, karena kita sepakat bahwa forum ini adalah manifestasi dari firman Tuhan bahwa keberagaman adalah karunia terindah yang tiada tandingnya.

  1. Tabungan Simpan Pinjam.

Tabungan dan pinjaman sukarela dengan kompensasi yang dibahas bersama demi kebaikan bersama, tanpa ada perasaan yang saling mendholimi. Tabungan ini adalah salah satu dari pengembangan sayap koperasi kendurihani yang dirintis bersama-sama dengan konsep dari dan untuk umat.


___________________________________________________

Kendurihani adalah forum yang dibentuk dengan mengedepankan keguyuban para mantan aktivis kemahasiswaan yang dulu di wadahi oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Majelis Penyelamat Organisasi (MPO) Cabang Semarang. Pada perkembangannya, paguyuban ini tidak hanya beranggotakan alumni HMI MPO Cabang Semarang saja, namun juga menerima semua kalangan yang berasal dari latar belakang yang berbeda. Tujuan dari paguyuban ini adalah membentuk anggota yang mandiri dalam segala segi kehidupan, dengan harapan dengan mandirinya para anggota akan terbentuk juga masyarakat dan negara yang mandiri di segenap segi kehidupan.

Tuesday, March 3, 2009

syi'ir-syi'ir jawi

MELU MBANGUN KANTI NIYAT NGIBADAH

d e n i n g

A. ASYHARI HUSAIN saking P A T I (Jawa Tengah)


Kanthi bismillah niyat ngibadah

nulis syi'iran kanggo andadah

bayining bangsa kang lagi munthah

nyuwun ngapunten sing kathah kathah


Shalawat salam mugi dugiya

Nabi Muhammad penutup Nabi

ingkang nyontoni kita sadaya

tiyang sing purna laki lan rabi


Tiyang sing purna nglampahi leres

gesang merdika mboten katindhes

mikirke turun sae tan cures

himmahe luhur tan ngantos ludhes


Iman Islame Ngamal Jihade

kukuh tur kuwat ing semangate

pejah kaliren tan purun nyade

agama Islam sak syari'ate


Mangga syi'iran kanthi dilaras

mpun sanget sanget mikiri beras

kita mpun syukur sami dha waras

pendhudhuk aman tanpa dikeras.





MELU

d e n i n g

A. ASYHARI HUSAIN saking P A T I (Jawa Tengah)


Artine melu meh kaya manut

yen cara Arab disebut itbak

melu tut mburi bisa kepentut

ndhangak mlakune kesandung bun


Najan mung melu kudu tenanan

mung katut melu pas kaya unthu

angin mangetan katut mangetan

ambyar brantakan watu dibenthuk


Dudu pegawe mlebu ing Kantor

lu-melu ngetik lir jurutulis

marga mlebune mung katut montor

dikira sinthing rambute klimis


Santrine ndithing mlebu ing greja

amarga katut prawan sing ayu

ambengok adzan ing ndhuwur meja

prawan kisinan mbrebet lumayan


Melu sing bener manut mring ALLAH

manut dhawuhe Nabi pungkasan

marang sing mungkar kondha dhak doyan


Manut miturut mring undhang-undhang

kwajiban rakyat buruh pedagang

sapa sing mlanggar mring undhang-undhang

aja kok turut nduweya gudhang


KEWAN

d e n i n g

A. ASYHARI HUSAIN saking P A T I (Jawa Tengah)


Disebut kandhang panggonan kewan

dhak ngerti subuh apa wis awan

dhak macam nyonyah bersama tuwan

malu berkumpul ditempat rawan


Dadi wong manut dhak angger manut

cukup diwenehi ngombe lan pangan

watone manggung kaya perkutut

ngantiya mati ing jro kurungan


Ana apike sing jeneng kucing

lamun sing wareg turune mlengking

wetenge ngelih nglakoni maling

gereh yo kersa pa maneh daging


Manungsa iku jare ya kewan

rakuse banget angel ditahan

bisa tha-intha bengi lan awan

yen duwe karep sajak lelahan


Apa bedane kewan lan uwong

ing pembangunan jiwa lan ragane

sing cetha kewan bangun ndak uplong

manungsa bisa nganggo pulpene


Jaman jajahan jaman merdika

kewan ndhak mbangun wareg mangane

wong tani mbangun kewan culika

sing diadhepi dadi mangsane.


puji-pujian jawa

MBANGUN

d e n i n g

A. ASYHARI HUSAIN saking P A T I (Jawa Tengah)


mBangun sing katon sing kasat mripat

kerja yang gampang dan bisa cepat

wih luwih waton ana dhuwite

royokan mborong untung nggo nyate


Luwih nggo nyate nggo tuku tanah

Yen isih luwih nggo galang omah

borongan ala dhak dadi apa

waton wis kepyur mring sapa-sapa


Digarap kari mbanguno mental

mergo untunge dhak bisa nguntal

rakyat wis kadung ndhisiki nakal

sing kondha mbangun kakehan pokal


Omong bab mbangun ora mung mbangun

ora mung blereng rupa lan wangun

dhasare ayu dironyok inten

yen sakit bengang sing purun sinten


mBangun saiki mang taun maneh

katinggal jaman njur katon nyleneh

sebab mbangune mung krana oleh

imane rusak kanca dibeleh


Ambangun jiwa akhlake bangsa

pancene angel luwih rekasa

akeh ongkose ora karasa

tergantung tindak tanduk lan karsa


AKHLAK

d e n i n g

A. ASYHARI HUSAIN saking P A T I (Jawa Tengah)


Mula yen mbangun jiwane bangsa

dikarekake ora ing ngarsa

jiwane ringkih katone rosa

akhlake bangsa kaya dipusa


Akhlak yen pusa saka nagara

negara rusak keh gara-gara

wiwit dharatan tekan segara

kabeh ngrasakna kaya wong lara


Bangunan apik taqwa dhasare

ikhlas ngibadah ora mung sare

ora mung kandel wedhak pupure

Dhak ngreti ngasar ing wanci sore


Wah salah maneh yen mbangun niku

datan warata mung kaya paku

amung golongan sing wonten mriku

daging kulite ora diaku


Aja dibeda dipontho pontho

dibedakake desa lan khuta

coba tamatna nggo suryokhonto

yen pengin dadi bangsa waskitha


Dijiwit lara aja anjiwit

bangsamu iku sih daging kulit

aja kumaki peh sugih dhuwit

digawe becik kok anggep slilit

PINTER

d e n i n g

A. ASYHARI HUSAIN saking P A T I (Jawa Tengah)


Landa penjajah taktike pinter

rakyat diglembuk pinter dhak perlu

waton mbut gawe sarana seser

bodho dhak apa pangan dilulu


Yen rakyat pinter ngreti politik

angel di adu dhak kaya pitik

dhak suwe njajah dhak bisa ngglenik

rakyat dha brontak nuntut hak milik


Ayo pemudha ayo pemudhi

Ja gelem bodho sregep sinau

hukum agama hukum negari

tuntuten terus sakehe ngelmu


Pemudha kutha pemudha Desa

Dhak perlu beda sing wis diwasa

eling HANURA kudu kuwasa

anak putumu ora rekasa


Ayo berjoang supaya menang

menangna tenan sing orde baru

nutup HANURA orde sing nyakang

nutup sing bener salah diluru


Do'a dan kerja semua bangsa

Indonesia rakyatnya cerdas

mulai kota sampai Desa

Hancurkan segra para penindas



BENER

d e n i n g

A. ASYHARI HUSAIN saking P A T I (Jawa Tengah)


Sing maha bener mung Gusti ALLAH

yen dudu Nabi isih sok salah

Yen ana rembug sajak menyalah

anggepen wae wong ora nggenah


Yen ana oknum saka ngendiya

wong saka Parpol utawa Golkar

dhak mesthi bener pata matiya

yen undhang-undhang dicakar-cakar


nDang-undhang bener dislewengake

perlu pus apus di tindakake

Parpol lan Golkar dudu Pamrintah

Dhak perlu kaget dhak perlu latah


Yen golek swara kudhung Pamrintah

wis ora usum medeni bocah

sing nyedhot getih jarene lintah

seneng pus apus mung wong sing rucah


Kendel sing bener kanggo mbelani

apa sing bener dhak wedhi geni

Dhak gelem mundur kapara wani

nggayuh idhaman sing didhemeni


Mungsuhe kendel iku wong kafir

sing nutup bener sarana tabir

ora ngelinge yen mung musafir

dhak mati syahid mati njebibir


NYAMBUTGAWE

d e n i n g

A. ASYHARI HUSAIN saking P A T I (Jawa Tengah)


Wong duwe ngelmu sing tanpa ngamal

kaya wong nglamun mbulan diuntal

ngel mune puret njendhel kal mengkal

kaya wong turu tutupan bantal


Ngamal tegese tumandang gawe

pikiran kanggo tangan kumlawe

ora mung golek tambane luwe

ngelingi urip yen isih suwe


urip ing donya tekan akhirat

bakale mulya apa temporat

ditemtokake wit saka jagad

wani berkorban ngentokke wragad


wong nyambut gawe rak mung pegawe

buruh pedagang tani lan tukang

kasil orane wong nyambut gawe

ALLAH tentukan dihari blakang


Mung dodol kacang sing sugih ana

pagawe tinggi temporat akeh

mula mbut gawe sing wicaksana

sing krana ALLAH dhak krana oleh


Jujur mbut gawe ngamal sing soleh

dhasare taqwa mring Gusti ALLAH

ja dupeh enak babi kok beleh

wediya nraka nglakoni salah.

AMAN + TENTREM

d e n i n g

A. ASYHARI HUSAIN saking P A T I (Jawa Tengah)


mBangun pa wae lagi sampurna

yen aman tentrem kartoraharjo

tentrem jiwane tekane raga

rakyat ngrasakna yen padha beja


ragane tentrem jiwane kisruh

katone ayem nyatane misuh

lir manuk kacer agawe susuh

tansah jlalatan kuwatir musuh


kwajiban Abri lan masyarakat

njaga ngamanke ing masyarakat

ja nganti ana sing padha nekat

pengin dipindah bedil diangkat


ramene cangkem dhak mbebayani

ramene bedhil bisa mateni

gaman sing ampuh gamane ati

tindak lakune angati ati


Ja tiru tiru cara PKI

pengin kuwasa angkat gegaman

moh nindakake ing demokrasi

moral dibuang sing penting mangan


Komunis Vietnam bar menang perang

aja kok kira mandheg semono

Indonesia mungkin diserang

Anggunakake teori domino.


PEMILU

d e n i n g

A. ASYHARI HUSAIN saking P A T I (Jawa Tengah)


Pemilu iku lakon sing lumrah

ana negara sing demokratis

Lakoni wae sarana bungah

dhak prelu wedi karo pulisi


Sapa sing bisa melu Pemilu

ndhang undhang jelas ngatur carane

rakyat pegawe padha kon melu

bebas memilih manut kersane


tukanga becak buruha pabrik

mlarat pa sugih sarekat desa

dhuwite akeh apa mung sithik

duwe hak padha dhak kena meksa


Miliha Golkar miliha Parpol

Mentriya pisan dhak kena nglarang

sajak mung milih gambar sing jempol

nyatane milih wakil sing terang


Ora mung wayang najan pemilu

Janaka tindak Cakil medeni

copot pangkate dhak gelem melu

tiru Janaka kapara wani


Siapa tahu derita rakyat

patut dipilih jadi wakilnya

bersatu rakyat negara kuat

rakyat penakut rugi negrinya.

HIMMAH

d e n i n g

A. ASYHARI HUSAIN saking P A T I (Jawa Tengah)


Wiwit lahire manungsa iku

ngrasa merdika emoh dibudak

madeg pribadi emoh dipangku

nduweni himmah emoh dipidak


Sinebut himmah ya cita-cita

himmah 'aliyah ta – cita luhur

pribadi agung luhur dicita

pribadi kunthet himmahe ngawur


Pikiran jothok senenge ngathok

pikiran luhur seneng nenandur

ben anak putu ora dha bosok

tanduran thukul budi sing luhur


Himmah 'aliyah prentule iman

himmah sing kerdhil kudhungan kendhil

mring cangkem karut nguja gegaman

jirihe nyempok thik sithik jondhil


Wali ndhasari himmah 'aliyah

lir nyebar pari ing saben tanah

Indonesia gung Islamiyah

ambalung sumsum mlebet ing manah


Himmah sing kerdhil pas kaya Cakil

gadhe agama ing pabrik Trangkil

Islam sing luhur di idak sikil

rumangsa enak ngrokoti kikil.

NIYAT & IKHLAS

d e n i n g

A. ASYHARI HUSAIN saking P A T I (Jawa Tengah)


mBut gawe kuwi nyawane ikhlas

Raga mbut gawe nyawa dhak ana

nggejojor kothong lir kaya gelas

labet gawene jebul dhak ana


Conto wis akeh sing kedadeyan

gilir gumanti digulung jaman

organisasi apa golongan

dha mati ndadak kena aradan


Sing ngedekake isih dha urip

organisasi ndhisiki mati

ikhlas dhak ana sing ana tarip

kanggo pribadi ummat dhak ngreti


Mula sing prelu niyat sing ikhlas

mbela agama nusa lan bangsa

diganjel hukum dhak hukum alas

hukum Agama Nusa lan Bangsa


Sing ngamal ikhlas dawa umure

ngamal dhak ikhlas cendhek umure

dhak duwe labet tekan suk sore

uripe sugih matine kere


Niyate ikhlas niyat ngibadah

amrih ridlane kang Maha Murah

ben anak putu dha gemah ripah

urip merdika ora dijajah

NGIBADAH

d e n i n g

A. ASYHARI HUSAIN saking P A T I (Jawa Tengah)


Nglakoni shalat klebu ngibadah

jumlah ngibadah akeh warnane

nulungi tiyang kang mboten gadhah

klebet ngibadah kasaenane


Madoske nafkah anak bojone

mbangun ndandosi masjid langgare

yen nyata jujur tindak tanduke

klebet ngibadah lelabuhane


Nukanga becak dadi pegawe

dagang lan tani nggarap sawahe

jujur lan adil pegaweyane

klebu ngibadah kesaenane


Pengin dwe anak kumpul bojone

ngakehna sanak salame murah

ngganyang sing mungkar kiwa tengene

uga kalebu ngamal ngibadah


Weruh wong sasar nggadho praturan

ngapusi rakyat kurang ajaran

yen gelem ngganyang tepat sasaran

kalebu jihad oleh ganjaran


Mula ngibadah kudu sing kendel

ora mung weruh cukup mung mangkel

donya nyawane ikhlas diprunggel

luhur budine dhak kaya kintel.

DONGA

d e n i n g

A. ASYHARI HUSAIN saking P A T I (Jawa Tengah)


Dhuh Gusti ALLAH kang Maha Tunggal

Tanpa sekuthu barang kang enggal

Dalem nyenyadhong wageda enggal

Kados ngentosi medale tanggal


Mugiya bangsa kula sadaya

Jenengan entas sangking bebaya

Pengaruh donya kang tanpa daya

Nyingkur Jenengan kabudi daya


Dhuh Gusti ALLAH nyuwun ngapura

Dosa adalem kang sampun dora

Nyembah Jenengan kanthi dek sura

Temahan dalem manggih sangsara


Badan adalem katingal sehat

Nging manah dalem kados kasikat

Nak putu dalem badhe kesrakat

Menawi dalem tan wantun jihad


Karidlan Gusti kang dalem suwun

Negari kita kang nembe mbangun

Mugi Paduka angijabahi

Adil lan makmur kita panggihi.


Amien Amien ya Rabbal 'Alamien !!!



P a t i , 1 9 J u n i 1 9 7 6 .