Monday, May 4, 2009

LOGISTIK DAN PERGERAKAN

KEMANDIRIAN FINACIAL DALAM PERGERAKAN

Perubahan adalah tema yang lazim diusung oleh para aktivis untuk mencari simpati bahkan dukungan dari para calon konstituennya. Hal ini akan berbeda dengan para penguasa, tema yang akan diusungnya biasanya terkait dengan kelanjutan dari program-program yang telah terlaksana atau bahkan belum bisa dilaksanakan pada periode yang lalu. Tema inilah yang sangat mencolok kita amati ketika terjadi “perebutan” kekuasaan, terutama dimasa-masa kampanye. Kita tidak membahas terkait dengan tema perubahan atau pelanjutan progrom-program yang mengatas namakan kesejahteraan rakyat, namun yang akan kita kritisi disini adalah dari mana sumber pendanaan para “pejuang “ kesejahteraan ini.

Idealitas dalam perjuangan adalah kita memilik sumber logistik yang kuat untuk mendukung segala aktivitas gerakan. Memiliki usaha yang mapan, terutama yang madiri dari pengaruh politik akan menyebabkan mainstream gerakan jelas dan sulit untuk dibendung. Logistik adalah hal yang sangat krusial dalam perjuangan, sebab dia adalah jantung yang akan memompakan darah keseluruh sendi-sendi gerak organisasi. Dan yang paling mudah untuk mencari logistik, biar tidak mempengaruhi gerakan yakni dengan usaha mandiri dari dalam organisasi. Dengan memberdayakan para anggota, dan mengoptimalkan potensi materi yang dimiliki, maka organisasi akan lebih mudah untuk mendapatkan amunisi yang namanya logistik ini. Kalau kita tidak memiliki para anggota yang memiliki logistik kuat, apalagi para anggota memiliki persepsi bahwa organisasi adalah tempat mencari logistik, maka sudah dapat dipastikan arah gerak organisasi tersebut mudah buyar. Gerakan yang dilakukan tidak akan optimal karena tidak memiliki sokongan logistik yang kuat untuk menggerakan organisasi. Bagaimana mungkin kita bisa menggerakkan perubahan sesuai dengan mainstream yang diusung oleh organisasi, bila organisasi sendiri sulit untuk menggerakkan mainstream yang dimiliki.

Sering kita lihat, ada banyak modus yang dilakukan oleh para aktivis untuk mendani gerakannya. Baik yang dilakukan dengan cara yang halus dan “halal” sampai dengan cara yang kasar nan “haram”. Contoh dilapangan yang bisa dijadikan sumber inspirasi untuk mencari dana yang halus dan halal adalah dengan memberikan advokasi kepada pihak yang “terdholimi” hak-haknya, dan minta uang jasa (tanda kasih) sesuai dengan kesepakatan bersama. Semisal sebagai advokat kepada para karyawan yang tidak diberikan hak-haknya oleh para pengusaha dan minta imbalan sesuai dengan perjanjian dimuka. Kalau contoh mencari sumber dana dengan modus yang kasar dan haram semisal dengan melakukan pemerasan kepada pihak-pihak tertentu dengan menggunakan kekerasan baik secara fisik maupun psikis. Atau yang mungkin lebih elegan dan biasanya dipakai oleh aktivis kemahasiswaan adalah dengan meminta logistik kepada para alumni-alumninya.

Oleh karenanya, mainstream gerakan sangat dipengaruhi oleh logistik dan sumber-sumber logistik yang dimiliki. Kalau suatu organisasi, memiliki sumber logistik yang kuat dan mandiri, maka dapat kita simpulkan arah gerakannya akan semakin lebih efektif. Beda halnya, kalau suatu organisasi tidak memiliki sumber logistik yang jelas, maka tujuan dari gerakan sulit untuk di capai. Apalagi kalau organisasi yang ada dipergunakan untuk mencari sumber kehidupan (logistik) maka sudah dapat dipastikan organisasi ini tidak memiliki tujuan untuk mensejahterakan rakyat. Organisasi seperti inilah yang menyebabkan bangsa ini selalu terpuruk pada lubang yang sama. Tidak ada pembangunan untuk mensejahterakan rakyat banyak, namu hanya mensejahterakan rakyat tertentu yakni kelompoknya saja.

Sebagai masyarakat yang kritis, maka kita harus lebih jeli lagi untuk melihat seluk beluk organisasi yang ada. Apakah dalam bentuk Organisasi Massa (Ormas), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Yayasan, Kelompok Studi atau dalam bentuk yang lainnya. Jangan langsung begitu saja percaya dengan visi, misi dan mainstream gerakannya saja, tapi kita harus lebih jeli lagi melihat organisasi ini dengan melihat catatan rekam jejaknya dimasa lalu, siapa para anggota atau pegiatnya, dan yang paling krusial adalah dari mana sumber pembiayaan untuk menggerakkan organisasinya. Karena harus dicatat bahwa tidak ada donasi (pemberian) logistik yang cuma-cuma, pasti ada agenda terselubung dibalik pemberiannya. Idealnya, organisasi pergerakan ini memiliki sumber logistik (pendanaan) secara mandiri dari para anggotannya, sehingga tujuan dari pergerakan ini akan semakin jelas dan capaiannya tidak bias dengan kepentingan-kepentingan dari luar organisasi.

No comments:

Post a Comment